Banyak yang bilang kalau sikap dewasa
itu sangat kita perlukan agar kita bisa berubah menjadi lebih baik
daripada sebelumnya, meskipun begitu sebenarnya saya tidak begitu
mengerti dengan yang dimaksud bersikap dewasa. Tapi sebelumnya, yang
saya tidak mengerti di sini maksudnya adalah, tentang seperti apa sih
sikap dewasa itu? Apakah semacam sikap-sikap yang menampilkan
kebijaksanaan? Saya masih belum begitu paham.
Pertanyaan itu muncul ketika saya sudah mulai asyik menggeluti dunia membaca,
karena secara tidak sadar ternyata sejak saya memulai aktivitas
membaca, banyak orang yang bilang kalau sedikit demi sedikit ada sikap
dewasa dari pikiran-pikiran saya. Karena tidak begitu mengerti dengan
yang dimaksud sikap dewasa, maka saya hanya bisa memberikan senyuman
kepada orang-orang tersebut.
Selama
21 tahun menjalani berbagai aktivitas kehidupan ini, saya sedikit demi
sedikit belajar banyak tentang macam-macam bagaimana kita menyikapi
berbagai persoalan yang mana juga menuntut sikap dewasa agar persoalan
itu bisa segera ditemukan solusinya. Meski sudah mengalaminya sendiri,
saya masih tetap saja tidak mengerti tentang yang dimaksud dengan sikap
dewasa ini.
Pernah suatu ketika saya
sedang menyaksikan acara televisi, ada yang mengatakan kalau orang yang
punya sikap dewasa adalah orang yang berprasangka kalau dirinya itu
masih memiliki sikap seorang anak-anak. Sedangkan anak-anak itu selalu
menganggap dirinya sudah mempunyai sikap dewasa. Apakah benar seperti
itu?
Jika mengingat apa yang sudah
pernah saya alami ketika masih kecil, mungkin kalimat semacam tadi ada
benarnya juga, karena dulu ketika saya masih anak-anak atau remaja lebih
tepatnya, saya selalu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa dan saya sering kali menganggap kalau saya bisa melakukan segalanya meski tanpa bantuan orang lain.
Tapi
rasa semacam itu pun akhirnya sedikit demi sedikit mulai menghilang
sejak saya mulai mempelajari tentang arti kehidupan ini, yang awalnya
saya dulu merasa kalau saya ini sudah punya sikap dewasa, tapi karena
seiring pembelajaran yang saya dapat malah justru saya merasa kalau saya
ini seperti anak kecil. Tapi karena prasangka itu, saya justru jadi
ingin belajar untuk mempunyai sikap dewasa.
Malu
rasanya kalau meskipun usia sudah tidak bisa dianggap sebagai seorang
anak-anak, tapi kelakuannya lebih mirip dengan anak-anak kecil.
Terkadang mungkin kita tidak menyadari kalau kita sebenarnya punya
kelakuan mirip seperti anak kecil, makanya tak jarang sekarang ini ada
saja orang-orang dewasa tapi kelakuannya aneh-aneh. Misalnya, kalau
keinginannya tidak dituruti maka dia memberontak atau memaksa, apakah
yang semacam itu bisa disebut sikap dewasa?
Jadi
mungkin, untuk kalimat yang di atas tadi saya kira memang cukup tepat.
Tapi lagi-lagi mungkin akan muncul pertanyaan, bagaimana agar bisa
menumbuhkan prasangka kalau sikap kita ini masih anak kecil? Jawaban
pertanyaan tersebut saya kira adalah dengan introspeksi diri, maka kita bisa melihat atau mengetahui apakah sikap kita ini sebagai anak kecil ataukah sikap dewasa?
Selain itu, meski mungkin nanti kita sudah bisa mengetahui sikap kita yang sebelumnya, tapi jika masa depan
juga tidak kita pikirkan, maka kita juga berarti masih belum mempunyai
sikap dewasa. Karena masa depan juga sangat mempengaruhi sikap
kedewasaan seseorang, maka penting bagi kita untuk bisa mengolah semua
kesempatan yang ada saat ini dengan penuh sikap dewasa.
Kira-kira
gambaran seperti itulah dari sebatas apa yang saya pahami mengenai arti
suatu sikap kedewasaan, yang mana saat ini saya sedang belajar memiliki
sikap dewasa karena
memang saya merasa kalau saya ini seperti anak kecil dalam
menuliskannya. Berharap dari coretan anak kecil ini, bisa mendatangkan
manfaat bagi para pembacanya. Salam
0 komentar:
Posting Komentar